PANGEMUT...!!! UNTUK IKHWAN AWAK PWS SEPANJANG MASA

PAGUYUBAN WARGA SILATURAHMI SABDA TUNGGAL (PWS)
___________

I. PANGEMUT UNTUK IKHWAN AKHWAT PWS SEPANJANG MASA :

Assalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh,,
Sampurasun,,

Antara Ikhwan Akhwat dengan Allah SWT...
Antara Ikhwan Akhwat dengan PWS...
Antara Ikhwan Akhwat dengan Uyut Anom Jaya (Pendiri PWS)...
Antara Ikhwan Akhwat dengan Pembina (Guru)...
Antara Murid dengan Guru Mursyid...

Yang menganggap remeh, Ada,,
Yang tidak tahu diri, Ada,,
Yang melupakan bahwa dirinya itu Ikhwan Akhwat, Ada,,
Yang kacang lupa pada kulitnya, Ada,,
Yang menyimpang, Ada,,
Yang membangkang, Ada,,
Yang meninggalkan, Ada,,
Yang berkhianat, Ada,,
Sekedar mengetes, Ada,,
Sekedar penasaran, Ada,,
Sekedar membandingkan, Ada,,
Sekedar pelarian, Ada,,
Sekedar mendompleng, Ada,,
Sekedar ada butuhnya saja, Ada,,
Sekedar memanfaatkan, Ada,,

     Ikhwan Akhwat yang unik juga ADA, yaitu bagi mereka yang mencoba mengakali mensiasati dengan cara menjauhkan diri atau mengundurkan diri dari PWS agar ia terbebaskan dari segala tudingan dan supaya mendapatkan status MANTAN IKHWAN AKHWAT (walaupun sesungguhnya tidak ada istilah Mantan Murid atau Mantan Guru dalam dunia Ilmu Hakikat),,
Dan inilah beberapa alasan klasik mereka :

- Saya bisa seperti ini bisa sendiri,,

- Saya bisa seperti ini dari sejak kecil,,

- Saya bisa seperti ini bukan dari PWS,,

- Saya bisa seperti ini karena penggabungan dari ilmu yang saya pelajari sebelumnya lalu dikolaborasi dengan PWS,,

- Saya bisa seperti ini dari PWS tapi sedikit, karena lebih banyaknya itu hasil dari pengembangan saya sendiri,,

- Alasan klasik paling juara ialah yang berkata seperti ini :
     a. (Saya bisa seperti ini dari Allah SWT), kalimat ini memang benar tapi harus ditempatkan pada tempatnya sebab kita tidak akan bisa mempelajari sesuatu jika tanpa diajarkan oleh Guru, sedangkan belajar tanpa Guru adalah bentuk "kesesatan" yang nyata karena automatis yang menjadi Gurunya adalah Syaithon,,

     b. Dan seribu alasan lainnya yang intinya mereka sudah INGKAR namun tidak berani mengakui kesalahannya malah sebaliknya selalu berusaha mencari pembenaran sendiri, jika semakin menyanggah, membantah, membela diri apalagi malah menyalahkan orang lain niscaya Hukumullah berupa Azab akan semakin dekat kepada dirinya sendiri akibat "Kualat",,

     Apapun pembelaannya tapi FAKTANYA ia sudah di Aktivasi Ghoib dan Ilmu Suluk Diri yang sudah ia pelajari sudah melekat didalam dirinya dan tidak akan bisa dilepaskan oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain, karena yang bisa melepaskan dan mencabut kembali Ilmu Suluk Diri ini hanyalah oleh Allah SWT akibat dari akhlaq buruk Ikhwan Akhwat itu sendiri yang sudah benar-benar melampaui batas yang akhirnya dilaknat oleh Allah,, Na'udzubillah...!!!

     Ilmu Suluk Diri atau Ilmu Iladuni adalah bagian dari wilayah Ilmu Hakikat yang akan terus terbawa sampai ke akhirat kelak dipertemukan kembali antara Ikhwan Akhwat dengan Pembina (Guru Mursyidnya) dalam PENGHISABAN dan PERADILAN,,

     Syukur Alhamdulillah Ilmu Suluk Diri ini benar-benar sangat dijaga dan dilindungi oleh Allah SWT, terbukti dari usianya yang sudah berabad-abad lamanya, kemudian turun temurun dari Luluhung Ghoib Suci, Leluhur Ghoib Suci, Karuhun Ghoib Suci, para Waliyullah hingga saat ini sampailah kepada kita,,

     Tentu ini semua berkat kekuasaan Allah atas ijin rohmat ridho-NYA serta wasilah dari hamba-hamba pilihan Allah yang terdahulu salah satunya yaitu Alm Kasepuhan Uyut Anom Jaya yang sudah lebih dulu mengemban tugas sebagai Abdi Gusti menjalankan Ilmu Suluk Diri ini dengan penuh rasa tanggung jawab, jujur, setia, mengabdi, berbakti, disiplin dan amanah...!!!
-----------

Prasasti Ciaruteun Kabupaten Bogor - Patilasan Keramat Kerajaan Tarumanagara. Rabu Pahing 04 Muharrom 1433 Hijriyah (30 November 2011 M).

Rahayu,, 🙏


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadwal Pengajian TAHLILAN Almarhumah BUNDA VINA

LMR-RI - PENGERTIAN DASAR (UMUM) DAN SEJARAH SINGKAT LMR-RI

Biodata Silsilah Nasab Keturunan Aang MRA Katumbiri Wiratanudatar (Trah Pajajaran)